diHotel Jelita Tanjung, Senin 10 Juni 2013
TABALONG IDEAL CLUB adalah wadah diskusi yang membicarakan Tabalong dari sudut Pembangunan, Ekonomi, Sosial, Budaya, Lingkungan dan lainnya yang dianggap perlu bagi Masyarakat Tabalong. Dari dan untuk kemaslahatan bersama masyarakat Tabalong secara keseluruhan.
Di motori oleh Organisasi Masyarakat Habitat Alam Kalimantan (H.A.K) yang bekerja dalam keperdulian lingkungan terutama Pertanian, Perkebunan; FKPMT (Forum Komunikasi Pemuda Masyarakat Tabalong sebagai Organisasi yang kritis serta solusi Pembangunan Infrstruktur dan Partisipasi Publik; serta LangsaT (Langkah Menuju Sejahtera Tabalong) bersektor Kerja Ekonomi Kerakyatan. Tidak kalah pentingnya keterlibatan media informasi dari wartawan Kantor Berita Antara yaitu Herlina Lasmiati (Mia)
Dari diskusi kecil yang kemudian meluas dan mencoba melibatkan beberapa pihak yang mau bergabung dan perduli dengan seadanya mencoba membuka forum diskusi yang diberi nama Tabalong Ideal Club.
Dengan Target Diskusi untuk peserta, Masyarakat Tabalong, Praktisi Pemerhati, Pemerintah, Perusahaan. Sedangkan tema yang bersentuhan dengan Ekonomi, Sosial, Budaya, Lingkungan, Ketahanan dan Keamanan. Tipe Diskusi: Santai, Terarah, Bermakna dan Terbuka
Pemangku kepentingan Kegiatan; Pemerintah : Mempermudah penentuan dan perbaikan kebijakan, Perusahaan : Mendukung Pembangunan di Kabupaten Tabalong, Organisasi Masyarakat : Bahan Advokasi dan pendampingan, Akedemisi dan Pelajar : Penelitian dan Pembelajaran. Praktisi Tabalong : Advokasi dan dukungan Perubahan. Masyarakat : Penerima manfaat dari sebuah kebijakan serta pendukung lainnya.
Dalam awal kegiatan TIC mengadakan Diskusi Publik bertema ”Standarisasi Harga Karet Tabalong”. Dilator belakangi Dalam kewajaran Harga Karet dipengaruhi oleh (1). FAKTOR PERMINTAAN (DEMAND) Faktor langsung yang mempengaruhi harga karet adalah permintaan dan penawaran. Negara Asia lainnya yang tergolong tinggi dalam konsumsi karet alam adalah Jepang (796 ton/tahun). Angka-angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat karena negara-negara tersebut adalah negara industri yang secara tradisi tidak memiliki areal pertanaman karet yang memadai sehingga dapat dikatakan mereka mendapatkan bahan baku karet murni dari mengimpor. (2). FAKTOR PENAWARAN (SUPPLY) Penawaran dalam hal ini adalah suplai karet alam di pasar internasional juga merupakan faktor langsung yang mempengaruhi harga karet dunia. Suplai karet alam saat ini praktis hanya diperoleh dari negara-negara yang secara tradisi mengembangkan tanaman karet sebagai komiditas perkebunan seperti: Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Srilanka dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sedangkan China dan negara-negara lainnya dalam usahanya mengembangkan tanaman karet masih terhambat kondisi iklim dan kesesuaian lahan. Saat ini Thailand merupakan negara produsen utama dengan produksi 2.900 ton/tahun disusul Indonesia dengan 2.270 ton/tahun, Malaysia 1.132 ton/tahun dan India 772 ton/tahun. Suplai karet alam di pasar dunia sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi masing-masing negara produsen, usaha peningkatan produktivitas tanaman juga berkaitan langsung terhadap produksi yang dihasilkan. Namun laju peningkatan produksi umumnya masih sangat kecil bila dibandingkan dengan laju permintaan pasar dunia.
Tanaman perkebunan yang paling potensial di daerah ini adalah karet dengan luas arealnya mencapai 56.121ha menyebar di 12 Kecamatan dengan produksi + 37.180,6 ton/Tahun.*Tabalong Dalam Angka 2012
Kegiatan Diskusi Publik dari Panitia Pelaksana Tabalong Ideal Club (TIC) dalam tema ”Standarisasi Harga Karet Tabalong” yang dikerjasamakan dengan PT. adaro Indonesia pada hari senin 10 Juni 2013 di Hotel Jelita Tanjung, Jl. Ir. P.H.M. Noor No. 1A Tanjung 71571 Kalimantan Selatan.
Jam 10.23 WITA memulai acara dan agak terlambat berkenaan dengan kehadiran pihak Pemerintahan yang terlambat datang dipertemuan tersebut. Diakhiri pada jam 12.23 WITA dengan makan siang bersama.
Peserta yang hadir 26 Orang; 12 Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat, 7 orang SKPD dan Sekda, 2 orang Wartawan, Tokoh Masyarakat (Pemerhati) dan PT. adaro Indonesia.
Tanggungjawab Akomodasi dan adamistrasi dibebankan atas kerjasama, Panitia Pelaksana bertangungjawab Admistrasi : Bahan diskusi, Undangan, pengetikan, ATK lainnya. Dan PT. adaro Indonesia bertangungjawab akomodasi : Coffe Break, makan siang, sewa aula hotel, alat pablikasi (Baleho)
Dalam kesempatan ini berharap kerjasama antar line seperti Pemerintah Tabalong membuat kebijakan untuk dapat mengotrol kwalitas dan kwantitas serta pasar. Seperti Pemerintahan gorontalo, Gubernur dengan SK No. 119 tahun 2006 tentang standar harga jual Jagung, padahal saat itu perkebunan Jagung sangat jarang dan didatangkan dari luar Gorontalo. Dengan harga tukar Rp. 850,- petani tidak takut dengan perubahan harga karena paceklik atau perubahan harga tukar dunia karena Pemerintahanya menjamin dengan standarisasi harga beli tersebut.
Perusahaan untuk Kejelasan tentang timbangan dan standar beli serta dukungan terhadap Pemerintah lainnya. Namun sangat disayangkan dipihak Perusahaan hanya PT. adaro Indonesia yang hadir sedangkan PT. Bumi Jaya sebagai Perusahaan Pengumpul karet di Tabalong tidak hadir.
Ormas/LSM agar Mengadvokasi masyarakat dan mendorong kebijakan perlindungan petani karet. Sedangkan Masyarakat agar Memahami dan mengetahui perubahan harga karet, mengstandarkan kwalitas karet.
Dibutuhkan keberpihakan pemerintah kepada para petani karet di tabalong
BalasHapus